Sunday, October 4, 2009

Perlukah Program Child Day-Care Bagi Anak Anda?

Program Child Day-Care sudah mulai banyak dikenal di Indonesia, terutama Jakarta dan sekitarnya. Di Jakarta sendiri sudah beberapa tempat day-care center didirikan sejak beberapa tahun yang lalu, namun sifatnya lebih sebagai penitipan anak, meskipun TPA (tempat penitipan anak) tersebut juga dilengkapi dengan berbagai permainan yang menarik dan ruangan yang didesain menarik untuk anak-anak.

Day-care center sebenarnya bukan semata-mata tempat penitipan anak, namun seharusnya lebih menyediakan sarana atau fasilitas serta program-program yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak bereksplorasi dengan aman. Sayangnya, di Indonesia tidak banyak day-care center yang berkualitas dan punya fasilitas memadai sehingga bisa memberikan kesempatan yang terbaik bagi anak; atau pun jika ada, biayanya sangat mahal sehingga hanya kalangan terbatas saja yang mampu membayarnya.

Menurut Kagan, seorang ahli psikologi perkembangan, umumnya anak usia 4 bulan sampai dengan 29 bulan sudah bisa dimasukkan dalam day-care center. Sebab mulai dari usia kira-kira 2,5 tahun atau 3 tahun umumnya anak-anak tersebut sudah meningkat pada program preschool. Yang jadi pertanyaan utama, apakah memang sudah diperlukan untuk menitipkan anak atau pun istilahnya memasukkan anak dalam program child day-care? Apakah memang ada manfaat lebih dari program tersebut bagi anak Anda?

Di Amerika, trend memasukkan anak dalam program tersebut sebenarnya lebih banyak dilakukan oleh para wanita yang bekerja sehingga mereka harus menitipkan anaknya. Di Indonesia sendiri, kecenderungan untuk memasukkan anak dalam program child day-care tampaknya sudah mengalami perubahan karena anak-anak yang mengikuti program bukanlah disebabkan karena ibunya harus bekerja sepanjang hari. Sekarang ini, memasukkan anak dalam program child day-care lebih banyak dipengaruhi oleh alasan trend atau mode sehingga seringkali lupa untuk melihat pada kebutuhan sebenarnya dari sang anak.

Tidak jarang anak-anak tersebut dimasukkan oleh orang tuanya karena mereka tidak mau repot-repot untuk mendidik atau mengajari beberapa ketrampilan pada anak-anak mereka; atau karena para orang tua berpikir, semakin cepat dimasukkan ke day-care program, anak mereka akan semakin cepat pintar. Apakah persepsi demikian memang terbukti kebenarannya? Untuk melihat kebenarannya, mari kita perhatikan faktor-faktor yang harus Anda pertimbangkan sekaligus pendapat beberapa ahli sebelum memasukkan anak Anda dalam program day-care.

Kebutuhan dasar anak

Di luar negeri sendiri pada umumnya orang tua memasukkan anak mereka dalam program child day-care dari usia 4 bulan ke atas, karena tuntutan bahwa ibunya harus mulai bekerja setelah melahirkan. Namun di Indonesia kebanyakan anak-anak yang mengikuti progam tersebut sudah pada usia yang cukup besar, sekitar 1 tahun ke atas.

Menurut salah seorang ahli psikologi perkembangan yaitu Erik Erikson, kebutuhan dasar anak pada masa bayi (baru lahir) sampai dengan kurang lebih 1 tahun adalah kebutuhan yang bersifat biologis dan psikologis. Kebutuhan biologis, seperti makan, minum, pakaian, dan segala urusan pencernaan. Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman, merasa diri dicintai dan diperhatikan, dan kebutuhan untuk dilindungi. Untuk itu lanjut Erikson, diperlukan figur orang tua dan pola pengasuhan yang konstan dan stabil sehingga sang anak bisa mempercayai dan meyakini bahwa orang tuanya selalu siap menanggapi kebutuhannya. Jika ternyata dalam prosesnya terjadi hambatan yang menyebabkan hubungan antara keduanya terganggu, misalnya karena orang tua meninggal, terlalu sibuk, sakit, atau situasi apa pun yang menyebabkan terpisahnya hubungan antara anak dengan orang tuanya, maka sang anak akan berpikir bahwa dirinya tidak lagi dicintai. Anak berpikir begitu karena pola pikir mereka yang masih egosentris.

Masalahnya, anak yang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang konstan di tahun pertama kehidupannya, dalam diri anak tersebut akan tumbuh basic mistrust. Ia akan merasa kurang percaya diri (karena dia menghadapi kenyataan berdasarkan persepsinya bahwa dirinya ditolak atau pun diabaikan) dan kurang dicintai oleh orang tuanya. Anak tersebut juga akan tumbuh menjadi orang yang sulit mempercayai orang lain karena semasa kecilnya ia tidak menerima kehadiran orang tua yang konstan, stabil dan predictable.

Ketidakmampuan untuk mempercayai baik diri sendiri maupun orang lain berpotensi menjadi masalah di kemudian hari jika persoalan ini tidak diselesaikan sejak dini. Sebagai contoh tanda-tanda anak yang tidak mengalami kedekatan yang stabil dengan orang tua sehingga dalam dirinya tidak tumbuh basic trust seperti :

* Takut atau tidak mau ditinggal sendirian, harus selalu nempel orang tua
* Lebih suka menyendiri dari pada bermain bersama teman-teman yang lain
* Kurang percaya diri, minder
* Tidak berani keluar rumah
* Takut terhadap orang asing, jika didekati langsung menangis atau menarik diri
* Bisa jadi tidak menunjukkan ekspresi apa-apa waktu ditinggal orang tua karena sudah biasa ditinggal,atau bahkan tidak ingin dipeluk atau didekati ibunya sendiri
* Terlalu sering menangis / cengeng, mudah ketakutan, mudah cemas
* Dalam perkembangan usia selanjutnya, berpotensi mengalami masalah dalam pelajaran / sekolah, entah karena kesulitan belajar, hambatan intelektual, ataupun hambatan interaksi sosial dengan teman-temannya


Jadi, sebelum Anda memasukkan anak Anda ke dalam program child day-care, haruslah diperhatikan apakah anak Anda memperlihatkan salah satu atau beberapa dari tanda-tanda di atas. Jika ternyata Anda menemukan adanya kecenderungan demikian, ada baiknya jika Anda mempertimbangkan kembali niat Anda untuk memasukkan anak Anda dalam program child day-care.....

(kutipan dari www.e-smartschool.com)

METODE BCCT

"Kebutuhan Dasar Anak Yang Dipenuhi Agar Anak Bisa Fokus Bermain"

(Abraham Maslow)




* Bebas dari rasa lapar dan haus.

* Bebas dari rasa takut dan bahaya.

* Merasa diterima, dihargai dan dicintai oleh lingkungannya.

* Kebutuhan mengekspresikan diri sebagai individu yang khas / unik.

* Kebutuhan kebebasan bergerak.



Apakah yang dimaksud dengan Metode
“Beyond Center and Circle Time” ?

Suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
Dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik.
Merupakan pengembangan dari metode Montessori, HighScope, dan Reggio Emilio.
Dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) Florida, USA.
Dilaksanakan di Creative Pre School Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik utk anak normal maupun utk anak dg kebutuhan khusus.

MENGAPA
“Beyond Center and Circle Time”


Metode ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak.
Agar kecerdasannya dapat berkembang secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dgn menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau menghafal).
Metode ini memandang bermain sbg wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif, kreatif.



Apa Ciri-ciri dari Metode
“Beyond Center and Circle Time” ?



# Pembelajarannya berpusat pada anak

# Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting

# Memberikan dukungan penuh kpd setiap anak utk aktif, kreatif, dan berani
mengambil keputusan sendiri

# Peran guru sbg fasilitator, motivator, dan evaluator

# Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sbg pusat minat

# Memiliki standar operasional prosedur yang baku


Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak main dilakukan dalam posisi duduk melingkar.

Tiga Jenis Bermain :

1. Sensorimotor atau Fungsional
2. Main Peran atau Simbolik
- Makro
- Mikro
3. Pembangunan
(Sifat cair dan terstruktur)

- Main Sensorimotor -
Kegiatan yang menggunakan gerakan otot kasar dan halus serta mengekspresikan seluruh indra tubuh untuk mendapatkan rasa dari fungsi indra.
Anak usia dini belajar melalui panca indranya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungannya.
Main sensorimotor penting untuk mempertebal sambungan antar neuron.

- Main Peran -
Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda.
Kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang sendiri dengan sengaja dan fleksibel. (Vygotsky)
Melalui pengalaman main peran, anak diberi kesempatan untuk menciptakan kembali kejadian kehidupan nyata dan memerankannya secara simbolik.
( Main peran Makro dan Mikro )

- Main Pembangunan -
Sifat cair : penggunaan dan bentuk ditentukan oleh anak.
Terstruktur : Penggunaan dikontrol oleh bentuk dari bahan.
Bahan Sifat Cair/ Bahan Pembangunan
Bahan Alam yang Terstruktur
Air
Pasir Balok unit
Cat jari Balok berongga
Lumpur Balok berwarna
Pijakan Lingkungan
Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)
Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman
Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main
Sensorimotor, pembangunan dan main peran
Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan
Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif


Pijakan Pengalaman Sebelum Main

Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mengundang nara sumber
Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung standar kinerja
Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
Menjelaskan rangkaian waktu main
Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial
Merancang dan menerapkan urutan transisi main


Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak

Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti pengalaman main mereka
Mencontohkan komunikasi yang tepat
Memperkuat dan memperluas bahasa anak
Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan teman sebaya
Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak

Pijakan Pengalaman Setelah Main

Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

(kutipan dari www.tpaudcahayailmu.blogspot.com)