Friday, February 27, 2009

FAMILY DAY (FATHER'S DAY DAN MARKET DAY)












Pagi yang cerah di hari minggu yang ceria....terasa sinar matahari agak terik meski semalam bumi serpong terguyur oleh hujan. Namun, itu semua tak menyurutkan langkah-langkah keluarga besar KB/TKIT LEBAH MADU menuju agrowisata BAMBU KUNING yang terletak di Gading Serpong pada tanggal 22 Februari 2009. Alhamdulillah tepat jam 08.30 WIB,semua telah berkumpul. Acara diawali dengan sambutan dari kepala sekolah dan games tebak lagu. Subhanallah, senyum pun langsung terkembang di wajah kami semua. Acara menjadi makin seru,ketika lomba mencari harta karun dilaksanakan. Lomba ini menguji kekompakan para keluarga baik ayah,ibu maupun ananda tercinta. Bagaimana tidak? untuk mencari harta karun mereka harus menjaga agar air dalam botol tidak tumpah dan mereka pun harus berusaha menebak harta karun sesuai pertanyaan yang telah disediakan panitia. Hmmm...tidak hanya itu,setelah lomba mencari harta karun, semua ayah dan anak langsung bergegas memetik sayuran (bayam dan kangkung) di lahan yang sudah disediakan. Wah...karena terlalu semangat memetik,ada ayah yang terpisah dari anaknya loh. Nah...sorak-sorai pun langsung terdengar riuh dari para ibunda. Keringat yang mengalir dan tangan yang sibuk memegang hasil petikan tidak mampu menghentikan tawa lepas mereka semua. Hebat bukan?????
Tidak berhenti sampai disitu saja,ananda tercinta kami langsung dipandu oleh pihak agrowisata Bambu Kuning untuk menanam dan memetik timun serta cabai selagi para ayah bersihkan diri. Wow...ternyata anak-anak diajak turun ke lahan basah untuk memetik timun dan cabai. Meski pada awalnya mereka sempat menolak karena takut kotor, tapi semangat ibu Guru yang mendampingi, justru membuat mereka lebih berani untuk melakukan semua itu. Bahkan dengan adanya kegiatan ini,diharapkan ananda KB/TKIT LEBAH MADU lebih mengenal alam yang sesungguhnya.
Usai acara tersebut dan ananda telah bersihkan diri,seluruh keluarga besar LEBAH MADU pun berkumpul di saung terapung untuk mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu MARKET DAY. Laksana pasar,ayah dan anak langsung sibuk menjual barang dagangannya yang telah ditentukan dari sekolah seperti minuman dan makanan. Disini, anaklah yang belajar melakukan transaksi sedangkan ayah hanya bertugas mendampingi dan mengawasi. Lucunya,ada anak yang bahkan menjual dagangannya dengan gratis. Tapi itu semua tidak menjadi soal karena yang terpenting adalah anak-anak dapat belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu tidaklah mudah melainkan melalui usaha dan kerja keras. Disamping itu,adanya kegiatan market day adalah untuk mengenalkan nilai mata uang.
Akhirnya,seluruh kegiatan telah dilaksanakan. Sebagai penutup,panitia acara mengumumkan pemenang lomba foto ayah+anak,lomba mencari harta karun dan lomba memetik sayuran ayah+anak.Tak lupa,panitia pun mengumumkan keluarga yang dinobatkan menjadi keluarga favorit versi FAMILY DAY Lebah Madu. Adapun keluarga yang menjadi keluarga favorit kali ini adalah keluarga dari ananda Kyara Aisyah dari kelas Ababil (TK B). Alhamdulillah wa syukurillah,seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Kepuasan dan rasa syukur tampak terlihat dari wajah para ibu guru yang telah berusaha dengan sebaiknya menjadi panitia acara family day. Subhanallah...

Sunday, February 8, 2009

LISTENING SKILL

8 CARA BELAJAR MENDENGARKAN
Anak umumnya hanya mau mendengar komunikasi yang menyenangkan. Karena itu, lihat situasi dan kondisi saat berkomunikasi dengan anak. Termasuk memerintah, menegur atau melarang anak.

Si kecil cuek? Jangan bingung dulu sebab seperti dipaparkan Sri Razwanti Suciyati, Psi., anak usia ini sudah mulai memahami perintah. Cuma karena sifat egosentris yang dimiliki, anak biasanya hanya mau mendengarkan perintah/pembicaraan menyenangkan saja. "Kalau perintah itu tidak membuat dirinya senang, maka dia akan bereaksi negatif. Salah satunya dengan sikap cuek."

Tak heran ketika orang tua berkata, "Adek beresin mainan ya," atau "Eh Adek kenapa tadi kamu enggak cium tangan kakek?", anak langsung cuek seolah tak mendengar kata-kata orang tuanya. Lain halnya jika orang tua berkata, "Eh, Dek jajan yuk!", atau "Sekarang di teve ada Kapten Tsubatsa lo.", bisa dipastikan si prasekolah langsung memberikan respons positif.

Itulah mengapa, jangan sekali-kali menganggap si prasekolah yang cuek tidak mendengar apa pun yang dikatakan padanya. Karena di balik sikap cueknya, sebenarnya anak menangkap isi pembicaraan tersebut. Sikap pura-pura tidak mendengar seperti ini bukan cuma di rumah, tapi juga di "sekolah". "Banyak anak yang di kelasnya seolah tidak memperhatikan penjelasan sang guru. Namun begitu waktu "sekolah" usai, ia bisa menceritakan panjang lebar tentang materi pelajaran kepada orang tuanya di rumah.

Sikap cuek si kecil tidak lain merupakan bentuk penolakan terhadap isi pesan. Saat orang tua menegur si kecil agar berhenti nonton teve, anak menanggapinya dengan cuek karena ia tidak mau aktivitasnya dihentikan. Demikian pula, misalnya, ketika orang tua menegur anak agar tidak main-main dengan kompor, ia sebenarnya tidak mau dilarang main-main kompor.

Menurut psikolog yang akrab disapa Ade ini, sikap cuek turut dipengaruhi oleh karakter anak. Anak dengan karakter pasif dan pemalu, biasanya memang lebih cuek daripada anak yang aktif dan terbuka. Begitu juga anak yang bersikap cuek karena belum mengenal orang yang mengajaknya bicara. Itulah sebabnya, sebelum bertanya atau memberi perintah, baik orang tua maupun siapa pun, hendaknya mengenal anak dengan baik. Disamping itu, anak yang pasif perlu dipupuk kepercayaan dirinya agar tidak segan berkomunikasi dengan orang yang belum dikenalnya.

KIAT MENGATASINYA

Psikolog dari Essa Consulting Group menawarkan beberapa kiat untuk mencegah maupun mengatasi sikap cuek anak saat berkomunikasi:

1. Tunggu Aktivitasnya Selesai

Saat anak terlihat sibuk, tunggulah hingga aktivitasnya selesai. Sebab anak sulit mengalihkan perhatian ketika asyik dengan kegiatannya. Saat anak asyik nonton tayangan kesukaannya, tunggulah berkomunikasi hingga jeda iklan. Akan sia-sia jadinya jika orang tua bicara selagi anak sedang sibuk main/nonton. Kecuali jika pembicaraan itu memang benar-benar penting. Jika ini yang terjadi, tidak ada jalan lain, orang tua mesti memaksa anak menghentikan aktivitasnya.

Atau supaya si kecil tidak terganggu aktivitasnya, orang tua boleh saja memberi peringatan beberapa puluh menit sebelumnya. "Nanti sepuluh menit lagi kamu mandi ya." Dengan cara itu, anak memiliki persiapan ketika harus menghentikan aktivitasnya.

2. Bicara Dekat Anak

Perhatian anak akan mudah terfokus saat orang tua berbicara langsung. Karena itu, baik ketika memberi perintah, berdialog, atau menanyakan sesuatu, usahakan berbicara tidak jauh secara fisik dari anak. Anak pun akan mudah menangkap pesan yang disampaikan orang tua.

Sebaliknya, anak akan cenderung tidak memperhatikan ketika seseorang berbicara jauh secara fisik dari dirinya. Orang tua tidak bisa begitu berteriak-teriak dari dapur, sedangkan anaknya sedang asyik bermain di halaman rumah. "Anak tentu akan sulit menangkap pesan orang tua hingga bersikap cuek." Kecuali dalam situasi dan kondisi tertentu, orang tua boleh saja berkomunikasi dari kejauhan. Asal kejauhannya tidak menghambat pesan tersebut sampai kepada si kecil. Akan tetapi orang tua mesti bekerja keras agar pesan tersebut bisa ditangkap anak.

3. Tatap Mata

Tatapan mata menandakan orang tua bersungguh-sungguh terhadap apa yang diucapkan. Apalagi bila saat itu orang tua sedang mencoba menegur sebuah perilaku buruk si kecil. Cara berkomunikasi seperti itu menandakan orang tua tidak main-main dengan yang diucapkan. Lain halnya jika orang tua menegur namun perhatiannya entah ke mana. Kalau ini yang terjadi, jangan harap si kecil tak bersikap cuek.

4. Kontak Tubuh

Dalam situasi dan kondisi tertentu, kontak tubuh anak juga perlu. Jenis kontak tubuh ini disesuaikan dengan tujuan komunikasi orang tua. Jika anak terlihat tidak memperhatikan, orang tua bisa membalikkan tubuh sekaligus memegang badan si kecil agar dia memperhatikan pembicaraan. Sikap itu menunjukkan keseriusan orang tua dalam berkomunikasi. Atau saat ingin mengajarkan nilai-nilai, orang tua bisa mendekap anak seraya mengembangkan senyum terlebih dahulu. Setelah itu, barulah orang tua bisa memasukkan pesan-pesan moral kepada anak. Kontak tubuh membuat anak merasa terlindungi sekaligus dicintai.

5. Bicara Tegas

Sikap tegas berbeda dengan sikap galak. Galak cenderung mengobral ancaman dengan nada bicara tinggi. Sementara sikap tegas hanya menuturkan apa yang tidak boleh dilakukan dibarengi nada bicara yang datar namun jelas, tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah. Adapun ekspresi orang galak mirip dengan orang yang sedang marah, sedangkan wajah yang tegas cenderung tanpa ekspresi. Sikap tegas membuat anak segan dan tak tergerak untuk melanggar aturan. Berbeda dengan sikap galak yang hanya akan membuat anak takut namun tidak konsisten perilakunya. Di dekat orang tua bisa bertingkah manis, tetapi jika di depan orang lain bisa bersikap sebaliknya.

Ingat juga, jika anak sering digalaki, dia akan kebal saat dimarahi orang tua. Ade punya kasus orang tua galak yang kesulitan mendisiplinkan anak. Saking sering digalaki, anaknya cuek saja saat dimarahi. Padahal orang tua sudah berteriak-teriak marah. Barulah ketika orang tua mengeluarkan suara tertingginya, si anak menghentikan aktivitasnya dan menoleh pada orang tua.

Jika hendak menegur anak yang kelamaan main game, ibu yang tegas cukup berkata, "Adek, ayo naik tempat tidur." Sementara yang galak akan mengatakan hal yang sama dalam ucapan, "Dari tadi kamu nonton teve terus. Pokoknya, kamu enggak boleh nonton teve lagi!" Sikap tegas juga mesti dilakukan secara bertahap. Jika cara satu dirasa tidak mempan, orang tua bisa mencari jalan lain. Misalnya, jika sudah tiga kali diingatkan agar mematikan video game-nya, orang tua bisa mematikan video game tersebut lalu menyuruh anak masuk ke kamarnya untuk tidur.

Ade juga menegaskan, terlalu lembut juga tidak baik buat perkembangan anak. Sebab sikap ini umumnya sulit membuat anak taat aturan. Karena saking sayangnya, orang tua sering tidak bisa bersikap tegas kepada anak. Akibatnya, orang tua tidak tahu mana hal yang benar dan mana pula yang salah. Sangat mungkin anak akan berontak jika suatu saat dia ditegur karena melakukan kesalahan.

6. Minta Tolong

Jika hendak minta bantuan anak, yang pertama kali harus diucapkan adalah "minta tolong". Memang hal itu tidak serta merta mengikis sikap cuek-nya. Akan tetapi minimal orang tua telah mengajarkan anak bersikap santun. Anak pun merasa tidak dipaksa saat diperintah atau dimintai bantuan.

7. Kerjakan Bersama

Patut diingat, anak lebih mengingat contoh nyata ketimbang kata-kata. Bahkan meski tanpa disuruh, anak pun akan semangat menjalankan perintah asalkan ia melihat teman atau orang lain menjalani perintah yang sama. Jadi, usahakan memberi contoh terlebih dulu sebelum memberi perintah. Saat melihat mainan anak berantakan, contohnya, orang tua sebaiknya tidak berkata, "Adek ayo beresin mainan. Kalau enggak, Ibu enggak bakalan beliin mainan lagi lo." Akan lebih ampuh bila mengatakan, "Eh mainannya kita beresin sama-sama yuk. Ibu beresin mobilnya, kamu beresin motor-motorannya ya."

Dengan perintah/permintaan seperti itu, Ade menjamin, anak yang tadinya cuek bisa mendadak tergerak membantu ibunya membereskan mainan. Ingat, anak usia ini masih memerlukan bantuan orang tua untuk memupuk kemandiriannya. Kendati dengan berjalannya waktu, bantuan tersebut sedikit demi sedikit mesti dilepaskan, hingga akhirnya si anak bisa mandiri.

Selain itu, cara ini pun secara tidak langsung akan mengajarkan pada anak bagaimana menjalin kerja sama. Saat mengerjakan sesuatu, anak dituntut bisa bahu-membahu dengan orang lain. Dengan demikian pekerjaan akan cepat selesai, selain sikap ego yang dimilikinya bisa diminimalkan. "Enggak lucu kan melihat orang lain sibuk bekerja sementara anak ongkang-ongkang kaki."

8. Berikan Teladan

Teladan sangat bermanfaat buat si kecil. Dengan contoh konkret dari sosok idola, anak mudah menyerap sebuah perilaku. Ketika orang tua hendak mengajarkan pentingnya mendengarkan, mulailah dari memberi perhatian ketika si kecil berbicara. Cara itu akan mengajarkan si kecil bahwa memperhatikan orang yang tengah berbicara padanya merupakan bagian dari sopan santun. Jika tidak memungkinkan karena sedang sibuk, orang tua setidaknya memberikan penjelasan/alasan. Contohnya, "Adek ceritanya nanti ya, Mama sedang sibuk masak nih."

(tabloid-nakita)

Friday, February 6, 2009

CREATIVE,RELIGIOUS AND ACTIVE






Assalamu'alaikum wr. wb
Pagi itu........,angin dingin terasa lebih menyapa daripada biasanya,namun pagi itu pula tepatnya tanggal 31 Januari 2009, KB/TKIT LEBAH MADU mengadakan pentas seni yang diselenggarakan di BSD Plaza. Alhamdulillah,acara dapat dimulai jam 09.00 WIB. Acara pun diawali dengan bacaan surat pendek beserta artinya yang dilantunkan dengan lugas oleh ananda Asyam. Subhanallah...,suatu kebanggaan besar bagi kami ketika melihat ananda-ananda kecil kami yang sangat percaya diri untuk naik ke atas panggung dan mempersembahkan kreatifitas seninya. Adapaun kreatifitas seni yang mereka pertunjukkan antara lain adalah puitisasi,pembacaan surat pendek beserta artinya (KB),menari (tari selayang pandang,kreasi senam,bali,bintang,dll),bermain angklung hingga bernyanyi "small home lizard" yang juga diiringi oleh angklung. Wah....suasana pentas menjadi meriah,bahkan lebih meriah,ketika Bu Husnul yang berperan sebagai pembawa acara dapat menghidupkan suasana pentas dengan cara mengajak ayah-bunda untuk berperan serta dalam pentas senin tersebut. Tak lupa,kami dari Lebah Madu sangat berterimakasih sekali atas dukungan para ayah dan bunda dari ananda-ananda KB/TKIT LEBAH MADU sehingga kegiatan pentas seni ini dapat berjalan lancar meski kami sadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan.Selanjutnya,semoga saja ikatan antara kami (orangtua murid dan pihak sekolah) akan selalu terjalin kuat.amin.